CLOSE
GLOBAL MARKET REVIEW
Pelemahan indeks-indeks Wall Street berlanjut di Kamis
(4/1). Pelemahan Nasdaq (- 0.56%) memasuki hari ke-5, rally terpanjang sejak
Oktober 2022. Aksi jual selektif pada saham-saham teknologi di AS masih
berlanjut di Kamis (4/1). Pemicu utamanya adalah kekhawatiran bahwa pasar
terlalu optimis dalam merespons petunjuk pemangkasan suku bunga acuan the Fed di
2024. Di sisi lain, data ekonomi terbaru di AS cuku baik, khususnya di sektor
tenaga kerja. Initial Jobless Claims turun ke 202 ribu di pekan lalu dari 220
ribu di pekan sebelumnya. Data ini diharapkan dapat meredam aksi jual atau
profit taking di pasar modal AS.
Mayoritas indeks di Eropa lebih dulu membukukan rebound di
Kamis (4/1). Meski demikian, terdapat indikasi consumer spending di Eropa di
akhir tahun 2023 tidak sebesar yang diperkirakan. Dengan demikian, pasar
dibayangi oleh kekhawatiran terhadap realisasi kinerja keuangan Q4-2023 yang
kurang memuaskan, terutama pada retailers di Eropa. Dari data ekonomi, inflasi
di Jerman naik ke 3.7% yoy di Desember 2023 dari 3.2% yoy di November 2023.
Kenaikan inflasi ini kemungkinan lebih didorong oleh fluktuasi harga energi di
Desember 2023.
Harga brent oil terkoreksi 0.72% ke US$77.70/barel dan harga
crude oil terkoreksi 0.41% ke US$72.40/barel di Kamis (4/1).
DOMESTIC MARKET REVIEW
[Resistance : 7400] [Pivot : 7330] [Support : 7275]
Tetap waspadai potensi normal pullback pada IHSG di Jumat
(5/1). Pasalnya, penguatan signifikan IHSG di Kamis (4/1) tidak diikuti
ekspansi volume transaksi yang memadai. Waspadai pivot level di 7330 pada
perdagangan Jumat (5/1).
Saham-saham bank menjadi salah satu mover utama IHSG di
Kamis (4/1), bersamaan dengan saham-saham energy-related. Saham-saham
energy-related didorong oleh ekspektasi kenaikan harga komoditas energi
ditengah peningkatan kekhawatiran supply dan biaya logistik. Kondisi ini
mungkin tidak berlanjut di Jumat (5/1) seiring dengan koreksi harga komoditas
di Kamis (4/1).
Sentimen positif regional berasal dari kenaikan indeks
sektor jasa Tiongkok ke 52.6 di Desember 2023 dari 51.6 di November 2023.
Kondisi ini sedikit meredam sentimen negatif dari realisasi indeks mnufaktur
Tiongkok yang kurang memuaskan di Desember 2023.
Pelaku pasar perlu mewaspadai potensi profit taking pada
BBCA, BBRI dan BBTN. Di sisi lain, potensi trading buy pada ACES, HMSP dan MYOR
dapat diperhatikan.
POINTS OF INTEREST
- - Pelemahan indeks-indeks Wall Street berlanjut di
Kamis (4/1).
- - Aksi jual selektif pada saham-saham teknologi di
AS masih berlanjut di Kamis (4/1).
- - Pasar khawatir bahwa pasar terlalu optimis dalam
merespons petunjuk pemangkasan suku bunga acuan the Fed di 2024.
- - U.S. Initial Jobless Claims turun ke 202 ribu di
pekan lalu dari 220 ribu di pekan sebelumnya.
- - Mayoritas indeks di Eropa lebih dulu membukukan
rebound di Kamis (4/1).
- - Inflasi di Jerman naik ke 3.7% YoY di Desember
2023 dari 3.2% YoY di November 2023. Kenaikan inflasi ini kemungkinan lebih
didorong oleh fluktuasi harga energi di Desember 2023.
- - Tetap waspadai potensi normal pullback pada IHSG
di Jumat (5/1).
- - Penguatan signifikan IHSG di Kamis (4/1) tidak
diikuti ekspansi volume transaksi yang memadai.
- - Top picks (5/1) : BBCA, BBRI, BBTN, ACES, HMSP
dan MYOR